TEMPO.CO, Jakarta - Pembangunan Light Rapid Transit (LRT) di Sentul dan Bogor Kota diyakini akan berdampak positif terhadap harga jual properti di kota Bogor dan wilayah Sentul. Wilayah Sentul dan Bogor Kota merupakan cakupan wilayah yang potensial sebagai kawasan tinggal.
Baca: Ridwan Kamil Tiru Bogor Soal Aturan Pembatasan Kantong Plastik
Senior Manager Leads Property, Martin Samuel Hutapea, menuturkan berdasarkan survei perusahaan, pertumbuhan harga apartemen wilayah tersebut diperkirakan akan naik. Kenaikannya mencapai 10 hingga 11 persen atau sekitar Rp 23 juta per meter persegi pada 2021.
“Nantinya harga rata-rata apartemen diprediksi akan mencapai angka Rp 20,5 juta per meter persegi di tahun 2020 dan Rp 23 juta per meter persegi pada 2021,” tutur Martin, Ahad, 21 April 2019.
Adapun harga apartemen di kuartal I/2019 ini mencapai sekitar Rp 17,3 juta per meter persegi. Harga tersebut tumbuh sekitar 3 persen meskipun tidak tumbuh secara signifikan dari tahun lalu.
Sementara pada tahun lalu, harga pasar apartemen secara keseluruhan mencapai Rp 16,8 juta per meter persegi . Di akhir 2019 ini, lanjutnya, harga apartemen diperkirakan mencapai Rp 18,5 juta per meter persegi atau tumbuh sekitar 9,8 persen secara tahunan.
Hingga saat ini, jumlah apartemen yang telah beroperasi di kawasan Sentul dan Kota Bogor masih relatif terbatas. Hingga kuartal 1/2019, Setidaknya terdapat sekitar 10,700 unit pasokan kumulatif apartemen.
Dari besaran pasokan tersebut, baru sekitar 25 persen unit yang telah beroperasi, sedangkan sisanya masih dalam tahap pengembangan. Jumlah ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan kawasan Depok, Tangerang, Bekasi (Detabek) dan lainnya. Masing-masing daerah administrasi berbasis kota (bukan kabupaten), tersebut telah memiliki setidaknya lebih dari 20,000 unit apartemen.
Martin menuturkan, bahwa tingkat permintaan kumulatif di kuartal I/2019 di wilayah Sentul dan Kota Bogor mencapai 5,900 unit. Sehingga tingkat penjualan apartemen dalam wilayah tersebut tumbuh mencapai kisaran 54,5 persen. Angka tingkat penjualan ini 1,4 point lebih tinggi dibandingkan tingkat penjualan di akhir 2018 lalu yang hanya mencapai 53,1 persen.